Mengelola Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan (HAIs): Protokol Higienitas dan Sterilisasi

Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan (Healthcare-Associated Infections atau HAIs) adalah komplikasi serius dan dapat dicegah yang terjadi pada pasien selama mereka menerima perawatan di Pelayanan Kesehatan seperti rumah sakit atau fasilitas rawat jalan. HAIs tidak hanya memperpanjang masa rawat inap dan meningkatkan biaya, tetapi juga menjadi ancaman nyata terhadap keselamatan pasien. Pengelolaan HAIs yang efektif bergantung sepenuhnya pada implementasi protokol higienitas dan sterilisasi yang ketat dan konsisten. Pencegahan HAIs memerlukan komitmen penuh dari seluruh staf dan manajemen Pelayanan Kesehatan, mengubah praktik higienis dari sekadar kebiasaan menjadi budaya keselamatan yang tak terpisahkan.

Protokol hand hygiene (kebersihan tangan) adalah fondasi paling dasar namun paling penting dalam upaya pencegahan HAIs. Tangan tenaga kesehatan adalah vektor utama penyebaran kuman antar pasien. Protokol ini mencakup lima momen penting untuk mencuci tangan (atau menggunakan hand sanitizer berbasis alkohol): sebelum menyentuh pasien, sebelum prosedur aseptik, setelah risiko paparan cairan tubuh, setelah menyentuh pasien, dan setelah menyentuh lingkungan sekitar pasien. Pada acara Hari Kesadaran HAIs Nasional tanggal 10 Oktober 2025, Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) menegaskan bahwa tingkat kepatuhan hand hygiene harus dipertahankan di atas 90% di semua unit Pelayanan Kesehatan untuk mencapai penurunan signifikan dalam tingkat infeksi.

Selain kebersihan tangan, sterilisasi dan disinfeksi instrumen medis dan lingkungan memainkan peran vital. Sterilisasi adalah proses penghilangan semua bentuk kehidupan mikroorganisme, termasuk spora bakteri, pada instrumen bedah atau alat invasif. Proses ini biasanya dicapai melalui panas tinggi (autoklaf) atau bahan kimia khusus. Disinfeksi, di sisi lain, bertujuan mengurangi jumlah mikroorganisme pada permukaan dan alat non-invasif (seperti stetoskop atau bedside tables). Setiap Pelayanan Kesehatan harus memiliki Unit Sterilisasi Pusat (Central Sterile Supply Department/CSSD) yang berfungsi sesuai standar ketat untuk memproses ulang instrumen. Pengawasan mutu di CSSD sangat penting; setiap instrumen yang digunakan dalam prosedur operasi harus melalui proses sterilisasi yang valid.

HAIs sering kali berhubungan dengan penggunaan alat invasif, seperti kateter urin (Foley Catheters) dan saluran pernapasan (ventilators), yang menciptakan jalur masuk bagi bakteri. Dua jenis HAIs yang paling umum adalah Catheter-Associated Urinary Tract Infections (CAUTIs) dan Ventilator-Associated Pneumonia (VAP). Manajemen HAIs kini berfokus pada apa yang disebut “Bundles” – serangkaian intervensi berbasis bukti yang, bila dilakukan bersama-sama, secara dramatis mengurangi risiko infeksi. Misalnya, CAUTI Bundle mencakup asesmen harian kebutuhan kateter dan pelepasan kateter sesegera mungkin.

Data dari Lembaga Audit Mutu Layanan Medis pada kuartal ketiga tahun 2024 menunjukkan bahwa rumah sakit yang menerapkan Bundle VAP secara konsisten berhasil menurunkan angka kasus VAP sebesar 50% dalam enam bulan. Keberhasilan ini tidak hanya bergantung pada protocol yang ada di atas kertas, tetapi pada pelatihan berulang dan audit kepatuhan oleh Tim PPI. Diperlukan pencatatan yang akurat dan transparan mengenai setiap kasus HAIs. Petugas Tim Surveilans Infeksi di salah satu rumah sakit rujukan utama menetapkan bahwa audit harian kebersihan tangan dan sterilisasi ruang operasi harus diselesaikan setiap hari kerja sebelum pukul 09.00 untuk memastikan lingkungan selalu steril sebelum operasi pertama dimulai. Dengan fokus pada protokol higienitas yang ketat dan sistem sterilisasi yang terjamin, Pelayanan Kesehatan dapat melindungi pasien dan memberikan perawatan yang benar-benar aman.

Partager :

Laisser un commentaire

Your email address will not be published. Required fields are marked *